Saturday, May 13, 2017

Cerita pendek kaya makna dan Ajaran Tentang Manusia,Hak serta kewajiban

Postingan bagus, - Ini adalah Cerita pendek yang kaya akan makna dan ajaran Tentang Manusia,Hak serta kewajibannya.


Sebelumnya saya ingin menyampaikan,bahwa cerita ini saya temui pada salah satu postingan sebuah halaman media sosial yaitu facebook.

dan oleh karena saya anggap ini Postingan bagus,maka saya dengan sengaja menyalin dan menerbitkan postingan tersebut diblog ini.Tentunya  sebelum meyalin dan menerbitkan isi postingan tersebut Sebagai Blogger yang punya etika saya selaku pihak yang mengcopy paste telah mengantongi izin dari pemilik postingan ini.Screenshot percakapan saya dengan pemilik postingan saya sertakan pada bagian akhir postingan ini.

Isi Postingan :

Alkisah disuatu pagi, Di meja sarapan. Ali menatap Sang ibu.

"Bu, kemarin saya tidak mengantarkan beras titipan ibu ke rumah sebelah."

"Kenapa?"

Ali tak menjawab. Nafasnya di hela panjang. Bayangan tetangganya penuh di kepalanya. Banyak hal yang melintas dan melukai.

Tiga ekor ayam bangkok yang di pelihara dengan susah payah hilang di satu magrib.
Dan beberapa anak-anak menyampaikan lengkap dengan sumpah bahwa anak sulung tetangganya itu yang memasukkannya ke dalam karung lalu membawanya entah kemana.

Belum lagi ayahnya yang pemabuk,Jika pulang larut dalam kondisi mabuk. Dari jauh terdengar serapahnya yang panjang, kadang lengkap dengan suara gaduh di atas atap seng akibat timpukan batu yang serampangan.

Banyak. Terlalu banyak alasan untuk menolak permintaan Sang ibu. Sudah cukup dua musim panen dia mengantarkan beras. Panen ketiga ini tidak perlu.

Sang ibu menatap Ali. Bibirnya tersenyum.
"Kamu tak mengantarkannya karena menurutmu mereka kurang baik?"

Ali menunduk. Tak menjawab, tapi hatinya mengatakan sepakat.

"Ali, anakku, Kamu tidak bisa menggunakan amarah dan dendam untuk menggugurkan kewajibanmu terhadap tetanggamu dan menghilangkan sesuatu yang sudah seharusnya menjadi haknya."

Sang ibu lalu menyodorkan pisang goreng.
"Di setiap diri manusia, ada sifat hewan yang mendekam anakku. Kadang itu akan muncul dan lama. Tapi itu juga bukan alasan yang tepat untuk membuat kita turut menjadi binatang yang tak berfikir," suara Sang ibu terdengar pelan.

"Biarlah mereka dengan sikapnya, dan tugas kita mendoakannya. Hidayah Tuhan tak disangka datangnya."

Sang ibu lalu mengelus kepala Ali dengan perlahan.

"Ali, tugas kita hidup di dunia ini hanya satu, menjadi manusia, Itu saja, Manusia yang menyadari diri sebagai hamba. Kita tak perlu menjadi Tuhan yang mengadili orang lain." ..

Terima kasih telah berkunjung dan membaca, Jangan lupa bahagia. wassalam.

Sumber : wawan mattaliu

Bukti ijin menyalin postingan dari pemilik :



This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon