Saturday, May 13, 2017

Postingan bagus,Mari belajar Menggapai kemuliaan hidup dengan keikhlasan

Postingan bagus,-Sebagian dari mereka berkata ini hanyalah cerita bohong/fiktif ,terlalu maksa,dan sejenisnya..
tapi serius saya selalu suka membaca yang beginian ketimbang membaca berita yang ada hubungannya dengan politikus,polikucing ataupun polianjing negeri ini.

 dengan alasan takut lupa,maka..saya salin dan tempel disini diblog ini., barangkali kelak bisa menjadi 'dongeng yang baik' menjelang tidur bagi anak anak saya ,anda ataupun kita semua

Begini ceritanya..

Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya:
Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.

Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya,
“Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,
”kalau yang itu berapa Pak?”
“Yang itu 1.500. 000 bu,” jawab saya.

“Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibuu.
1.300.000 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah
 “Tapi, uang saya hanya 1.200.000 boleh pak?”, pintanya.

Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembuk dengan teman sampai akhirnya diputuskan untuk diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya,
“Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,.
Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.
Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun.
“Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.

“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.

“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup.
Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban.
Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.

Sekian, semoga bermanfaat,
Ingat... Jangan Lupa Bahagia


EmoticonEmoticon